Mengikuti langkah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kini penolakan atas kebijakan mobil murah, juga datang dari kepala daerah.
Salah satunya dari Wali Kota Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo. Dia
berpendapat pemerintah seharusnya lebih mengembangkan mobil produk
negeri sendiri seperti Esemka.
“Mengapa kita tidak membeli agak
mahal sedikit mobil Esemka, dan jelas uangnya tetap masuk ke bangsa
sendiri, daripada membeli mobil murah yang uangnya mengali ke luar
negeri?” kata Rudy kepada Kompas, Jumat (20/9/2013).
Menurut
Rudy, mengembangkan mobil nasional seperti Esemka, akan memberikan
banyak keuntungan, termasuk dari sisi nasionalisme. “Esemka itu karya
anak bangsa dan mengapa harus dilupakan, justru harus didukung," tegas
dia.
Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Sabar Boedi, secara
terpisah mengatakan saat ini mobil Esemka sudah diproduksi 80 unit dan
pada April 2014 ditargetkan sudah ada 500 unit mobil ini. Dia mengatakan
perbaikan dan penyempurnaan mobil tersebut juga terus dilakukan.
Menurut
Sabar, mobil murah yang mendapatkan insentif pembebasan pajak penjualan
dari pemerintah, sejauh ini belum berpengaruh pada mobil produksinya.
“Mobil murah belum berpengaruh karena kami masih belum bisa bersaing
dengan pabrikan mobil yang sudah terkenal dan pangsa pasar kami
berbeda,” katanya.
Seperti diketahui, PT SMK mempunyai beberapa produk seperti Esemka 1.5 I Rajawali jenis SUV dan Esemka 1.5 I Digdaya (double cabin). Keduanya dibanderol dengan harga sekitar Rp 140-150 juta per unit.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar