Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nyaris kalahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai tokoh
kepemerintahan terbaik tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Soegeng Sarjadi Award On Good Governance (SSSG), Kamis (19/9/2013). Tak tanggung-tanggung, meskipun harus melawan kepopuleran kader terbaik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), SBY hampir saja mengungguli Jokowi, SBY berada hanya satu tingkat di bawah Jokowi. SBY mendapatkan 11,4% sedang Jokowi hanya mendapatkan 55,2%.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan,
"Saya disuruh datang untuk kuliah
umum saja. Tapi, tidak tahu malah mendapat penghargaan," ujar Jokowi,
usai menerima penghargaan SSSG.
Jokowi menjadi yang terbaik untuk kategori `Tokoh Kepemerintahan
Terbaik`. Beberapa nominator yang dikalahkan oleh Jokowi yaitu Presiden
RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 11,4%, Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla 5,8%, mantan Ketua
Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD 6.5%, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan 7,4%.
Sebelumnya, Jokowi juga memberikan kuliah umum kepada para hadirin.
Dalam kuliah umumnya, Jokowi menyoroti persoalan birokrasi pemerintahan
yang berbelit. "Negara kita itu prosedurnya terlalu kebanyakan.
Birokrasi itu rampok semuanya. Prosedur dibikin pagarnya tinggi, toh
duitnya hilang juga," katanya.
Dikatakan Jokowi, seharusnya birokrasi dibuat seminimal mungkin.
Namun, yang harus diperkuat adalah kontrolnya. "Karena perubahan sangat
cepat. Kalau takut prosedur, bisa terlambat memutuskan. Seperti BPK itu
seharusnya memperketat pengawasan," tegasnya.
Pendiri School of Government, Soegeng Sarjadi mengatakan, Jokowi
pantas menerima penghargaan tersebut setelah terbukti mampu membenahi
Jakarta. "Bertahun-tahun Tanah Abang tidak bisa dibersihkan. Tapi
sekarang kok bisa," ujarnya.
Sumber :
beritajakarta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar