Maka Polri harus mengamankan setiap lokasi kegiatan Jokowi. Hal itu dikemukakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta Saputra Pane, di Jakarta Rabu (18/9/2013) pagi. “Kalau ada apa-apa dengan Jokowi, masyarakat akan kecewa bahkan mengamuk kepada Polri,” ujarnya.
Neta mengatakan, bukti kemampuan Polri mengungkap berbagai penembahan misterius, masih ditunggu masyarakat. Selama tiga bulan terakhir ada 23 kasus penembakan misterius, dan ironisnya, 7 orang di antaranya adalah petugas polisi.
Jika kasus penembakan ini tidak diungkap, dikhawatirkan aksi penembakan misterius akan menyentuh para pejabat publik dari polri ataupun sipil. Tokoh-tokoh populer bukan mustahil akan menjadi sasaran penembak misterius.
"Pelaku penembakan misterius, bisa dilakukan oleh iseng, bahkan bukan tidak mungkin dilakukan lawan politik atau orang yang ingin mengail di air keruh,” kata Neta mengingatkan Polri.
Tokoh seperti jokowi, tentu sangat rentan menjadi sasaran tembak kelompok misterus. Untuk Untuk menghindarinya, petugas polisi di Polsek, Polres dan Polda, harus melakukan pengamanan maksimal di setiap lokasi kegiatan Jokowi.
"Selain polisi, Neta menyarankan, tim keamanan internal Jokowi sendiri harus melakukan sistem pengamanan terbuka dan tertutup,” tutur Neta.
Pengamanan
terbuka adalah dengan memakai seragam dinas, misalnya menggunakan
Satpol Pamong Praja (Satpol PP). Sedang pengamanan tertutup, dilakukan
orang-orang dekat jokowi yang tidak berseragam dan terlatih. “Waspada,
waspada, waspada,” tukas Neta.
Sumber :
- edisinews.com
- pelitaonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar