Pengamat politik I Gede Janamijaya mengatakan Indonesia ke depannya
memerlukan presiden yang jujur dan berintegritas supaya bisa membawa
bangsa ke arah yang lebih baik.
Jana berpendapat, sejauh ini
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah memiliki beberapa
persyaratan ideal sebagai capres. Kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk
rakyat juga cukup berani dan popularitasnya cukup tinggi berdasarkan
hasil berbagai lembaga survei.
"Oleh karena itu, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
benar-benar menginginkan bisa memenangkan pemilu, partai ini harus bisa
mengambil keputusan mengusung Jokowi. Hanya masalahnya, Megawati
terlihat belum berani melepas politik dinastinya. Belum tentu menang
juga jika capres yang diusung PDI-P masih menyandang nama Soekarno,"
ujarnya.
Dengan melihat beberapa hasil pilkada, ucap dia, figur
itu sangat menentukan. Rakyat sudah mulai mengurangi kepercayaan
terhadap parpol dengan banyaknya kader-kader partai yang "lompat pagar".
"Selama
ini banyak tokoh dan figur yang pintar, tetapi kejujurannya masih
dipertanyakan di tengah maraknya kasus korupsi," katanya yang juga
Sekretaris Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Provinsi Bali, di
Denpasar, Rabu (25/9/2013).
Menurut dia hendaknya pemimpin dapat
mengedepankan kejujuran dan berintegritas karena dengan demikian barulah
figur seperti itu berani memperjuangkan kepentingan rakyat yang lebih
luas.
"Jika tidak berintegritas, maka ketika berkuasa, bisa jadi
yang diutamakan selalu kepentingan kelompok dan parpolnya serta
kebijakan yang diambil tidak benar-benar untuk rakyat," ujarnya yang
juga Wakil Dekan I Fisip Universitas Warmadewa itu.
Ia
menambahkan menjadi lebih baik kalau calon presiden ke depan itu
merupakan tokoh muda dan tidak diisi oleh wajah-wajah sepuh. Selain
pemimpin muda itu energik, setidaknya dia bisa terlepas dari warisan
sejarah yang kelam.
"Berdasarkan hasil-hasil survei yang
berkembang, saya memprediksi para pemilih pemula dan juga kaum
pemuda-pemudi akan cenderung memilih capres yang muda juga karena
sekarang sudah mulai bermunculan gerakan pemimpin baru yang bersih,"
katanya.
Harapan BaruBoard of Advisor,
Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie
menilai Jokowi akan menjadi harapan baru untuk masyarakat.
"Ini
bukan tanpa alasan, karena Jokowi tampil menjadi sosok yang tanggap dan
cepat mengatasi persoalan masyarakat,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Lebih
jauh Jeffrie menjelaskan, jawaban Jokowi yang mengaku enggan memikirkan
kursi presiden di tahun 2014 mendatang adalah sikap yang tepat.
”Justru
jawaban-jawaban Jokowi bahwa dia tidak memikirkan capres 2014 dan hanya
memikirkan tanggung jawabnya untuk membenahi kota Jakarta adalah
pilihan jawaban yang tepat dan benar. Jokowi memang tidak harus
memikirkan apalagi mendesain agar dirinya jadi capres 2014,” kata
Jeffrie.
Apalagi, kata dia, popularitas dan elektabilitas Joko
Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden 2014 dinilai lebih unggul
dibandingkan tokoh-tokoh lainnya yang digadang-gadang sebagai capres .
"Kalau
kita mau objektif menilai peluang-peluang kandidat capres yang ada saat
ini, suka tidak suka maka Jokowi telah mengungguli semua kandidat yang
ada," ujar Jeffrie Geovanie.
Menurut Jeffrie, elektabilitas
Jokowi bahkan telah mampu melampaui sejumlah tokoh yang menguasi parpol
yakni Prabowo, Wiranto, Megawati, dan Aburizal Bakrie.
Jeffrie
menambahkan popularitas dan elektabilitas Jokowi hanya bisa ditandingi
oleh tokoh yang memenangi Konvensi Capres Partai Demokrat.
"Dari
sejumlah peserta yang mungkin mengikuti Konvensi Capres Partai
Demokrat, nama Gita Wiryawan patut diperhitungkan akan memenangkan
konvensi," tuturnya.
Jeffrie sudah memprediksi jutaan orang Indonesia akan memaksa Jokowi untuk bersedia maju sebagai calon presiden.
Menurut
Jeffrie, dukungan itu akan disampaikan secara bergelombang alamiah oleh
rakyat Indonesia selambat lambatnya November tahun ini.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar