Kritik Amien Rais yang menurus cibiran terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), dinilai salah kaprah.
Penilaian tersebut, diutarakan pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana. Dalam pernyataannya, Amien menyebut Jokowi memiliki kesamaan dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada, yaitu sama-sama dipilih hanya karena popularitas.
Menurut Ari, pernyataan Amien tak substansial dan terlihat bertujuan mengganggu popularitas Jokowi.
Bahkan, Ari menilai pernyataan Amien terhadap Jokowi merupakan bentuk kekecewaan karena rendahnya apresiasi publik tentang wacana duet Jokowi dengan Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, dalam Pemilihan Presiden 2014.
"Jelas ingin mengganggu, manuver politik yang sistematis untuk mengganggu popularitas dan legitimasi Jokowi," kata Ari, Jumat (27/9/2013).
Ia juga mengkritisi ajak Amien yang meminta masyarakat tak memilih pemimpin yang hanya bermodal popularitas. Pernyataan ini, kata Ari, menunjukkan bahwa Guru Besar Ilmu Politik UGM itu lupa bahwa popularitas merupakan modal utama untuk mendulang sukses di dunia politik. Namun, popularitas yang dikantongi Jokowi, menurut Ari, masih dalam arti positif.
"Pernyataan Amien salah kaprah dan cara pandangnya sempit. Mana mungkin orang akan terpilih kalau tidak populer? Meski populer bukan satu-satunya modal dalam politik," ujarnya.
Kalau ingin mengkritik Jokowi, Ari menyarankan agar Amien menyoroti program kerjamya yang dianggap kurang baik dan bukan menyerang secara personal.
Sejumlah pernyataan Amien yang bertendensi negatif terhadap Jokowi, dinilai Ari bisa menimbulkan persepsi bahwa ia tengah melakukan manuver sebagai bentuk kekecewaan terhadap Jokowi.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar