Pemberian sebuah peci milik Abdurrahman Wahid oleh sang istri, Sinta
Nuriyah kepada Gubernur Joko Widodo (Jokowi), rupanya memiliki nilai filosofis
yang mendalam.
Putri kedua Sinta dan almarhum pria yang akrab disapa Gus Dur, Yenny
Wahid kepada Kompas menjelaskan, penyematan peci di kepala Jokowi merupakan
simbolisasi pemberian tanggung jawab yang besar.
"Kepala bagi
orang Jawa adalah anggota tubuh yang dihormati. Peci, sebagai penutup
kepala, sangat besar apresiasinya atas anggota tubuh yang paling
dihormati tersebut," ujar Yenny.
Yenny mengakui, peci berbahan
rotan berwarna krem dengan garis cokelat tersebut merupakan salah satu
koleksi peci kesukaan ayahnya. Tapi, diakuinya, peci tersebut secara
spesifik tidak digunakan langsung oleh mantan Presiden ke-4.
Jokowi,
kata Yenny, dianggap memiliki kesamaan gagasan dengan sang ayah, yakni
ketidaksukaan dengan birokrasi yang berbelit-belit hingga kesukaannya
untuk turun langsung ke lapangan demi menangkap opini masyarakat secara
langsung. Terlebih, Jokowi dianggap memiliki dua hal yang jarang ditemui
di sosok pejabat negara lainnya.
Pertama, soal kemampuan
mengelola pemerintah daerah yang baik. Dan yang kedua, yakni soal
memberikan perhatian yang lebih terhadap isu keberagaman, khususnya saat
Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI. "Apalagi
pas pecinya disematkan, pas dengan kepala Jokowi, saya rasa memang sudah
jodoh," lanjut Yenny.
Joko Widodo mendapatkan hadiah spesial
saat menjadi key note speaker di Hari Lahir ke-9 Wahid Institute pada
Kamis (26/9/2013). Di akhir acara, Sinta Nuriyah menyematkan peci
berbahan rotan dengan warna krem serta garis cokelat milik Gus Dur ke
kepala Jokowi. Pemberian peci itu dilaksanakan di depan sejumlah tokoh,
semisal Akbar Tanjung, Wiranto serta sejumlah tokoh lainnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar