Ide Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggagas pertemuan antara kepala
daerah kota di negara ASEAN mendapat sanjungan dari rekan separtainya,
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait (Ara). Menurut Ara, kader terbaik PDI-P, Jokowi, mengingatkannya kepada kiprah sang proklamator RI, Ir
Soekarno, dalam gerakan negara-negara non-aliansi, Nonblok.
"Gagasan
dia (Jokowi) memang mengingatkan kita pada Bung Karno saat berkiprah di
Nonblok. Bung Karno melalui Nonblok jadi titik gravitasi dalam
perjuangan menuntut posisi strategis. Begitu juga Jokowi di acara
se-ASEAN itu," ujar Ara, Rabu (18/9/2013).
Gerakan
Nonblok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari
100 negara yang tak beraliansi dengan blok kekuatan besar mana pun (Blok Barat: Amerika Serikat dan Blok Timur: Uni Soviet). Tujuan organisasi ini menjamin
kemerdekaan, kedaulatan, dan keamanan dari negara-negara pesertanya.
Indonesia
berbangga hati karena Ir Soekarno adalah salah satu pendiri gerakan
Nonblok bersama empat pemimpin negara lain, yakni Presiden Yugoslavia
Josep Broz Tito, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Perdana Menteri
India Pandit Jawaharlal Nehru, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
Ara
mengatakan, manuver sang mantan Wali Kota Surakarta tersebut patut
diacungi jempol, mengingat perdagangan bebas negara ASEAN 2015 sudah di
depan mata. Namun, masyarakat Indonesia seakan belum sadar akan hal
tersebut. Layaknya menggalang kekuatan negara Nonblok ala Bung Karno,
Jokowi pun menggalang kerja sama dengan negara lain meski aspek kerja
sama memiliki ruang lebih kecil dari gerakan Nonblok.
Melalui
pertemuan tersebut, Ara berharap Jakarta mampu menjadi contoh kota-kota
lain di Indonesia bagaimana mempersiapkan diri dalam menyambut
perdagangan bebas, bagaimana mempersiapkan produk lokal agar bisa
bersaing dengan produk lain, dan bagaimana menilik kata Jokowi,
"menyerbu, bukan diserbu".
"Kota Jakarta harus menjadi pemenang
dalam era globalisasi karena ukuran jadi pemenang itu bukan hanya dari
ketersediaan pasar, tapi juga unggul produk-produk lokalnya," ujar dia.
Jika
Jokowi mampu mewujudkan hal tersebut, bukan tidak mungkin DKI Jakarta
dengan ASEAN menciptakan persepsi masyarakat dunia yang sama, seperti
halnya New York yang menjadi markas PBB dan Brussel, Belgia, untuk Uni
Eropa.
Siap menyerbu, bukan diserbu
Jokowi
menegaskan, Jakarta harus menjadi salah satu kota yang siap saat
menyambut perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN 2015 mendatang.
Meningkatkan kualitas sekaligus memperbaiki tata manajemen produk lokal
pun harus dilakukan.
"Kalau ketakutan (produk lokal tak dapat
bersaing), ya harus disiapkan. Kita harus siap menyerbu, bukan diserbu,"
ujar Jokowi di sela-sela pertemuan dengan para gubernur ibu kota
negara-negara se-ASEAN.
Aspek paling utama yang paling
memengaruhi persaingan adalah harga yang harus kompetitif. Harga barang,
kata Jokowi, erat kaitannya dengan harga bahan baku, upah buruh, pajak,
pungutan, serta pengeluaran lain yang ada di suatu kota. Ia pun akan
mengupayakan agar hal-hal tadi bisa diminimalisasi agar tak membuat
harga jadi mahal.
Hal kedua adalah bagaimana mempromosikan
barang dagangan tersebut. "Kemudian, kualitas barang. Kalau standar
baik, jualnya mudah, semuanya harus dikemas dengan kualitas baik,"
ujarnya.
Namun, Jokowi menolak jika gebrakannya itu dia anggap
melangkahi wewenang pemerintah pusat. Sebagai tuan rumah, Jokowi mengaku
hanya mengungkapkan prospeknya untuk mengembangkan produk lokal andalan
agar tak kalah bersaing saat perdagangan bebas di ASEAN 2015 mendatang.
Hal itu dianggap tak melangkahi wewenang pusat.
"Kan dipimpin
Dirjen Luar Negeri. Ada Sekertaris ASEAN juga, makanya tadi (kemarin)
habis pidato pembukaan, acara kan saya kembalikan ke dia (Dirjen) untuk
ditindak," lanjut Jokowi.
Lebih konkret
Kepala
Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Heru Budi Hartono
menegaskan, acara tersebut akan disikapi serius oleh Pemprov DKI. Hasil
dari pertemuan pertama akan ditindaklanjuti dengan pertemuan senior
officer (setingkat sekertaris pemerintah daerah) masing-masing kota.
Mereka membahas lebih detail dan teknis hal-hal yang dibahas di
pertemuan pertama untuk memformulasikan ke kebijakan konkret.
"Kita
harus cepat karena 2015 itu tinggal satu tahun lagi. Kalau kita tidak
mengambil sikap yang profesional secepatnya, dampaknya bukan hanya
pusat, tapi kota Jakarta juga kena," ujarnya.
Adapun aspek kerja
sama yang akan dijalin untuk memperkuat Jakarta menghadapi 2015
meliputi pendidikan, pariwisata, infrastruktur, ekonomi, dan lainnya,
kecuali pertahanan dan keamanan.
Tak hanya pertemuan antara
sekretaris pemerintah provinsi, sejumlah satuan kerja perangkat daerah
setingkat dinas akan dikumpulkan untuk diadakan diskusi dengan
menghadirkan pembicara dari Uni Eropa dan ASEAN. Hal itu dilakukan untuk
menyamakan persepsi pembangunan antara negara di ASEAN demi 2015
mendatang.
Pemprov, kata Heru, juga akan menggandeng 10 kota provinsi besar di Indonesia untuk bertemu. "Kita sharing saja, kamu sudah siap belum, oh kita sudah siap, berarti kami bisa tiru. Kalau oh, saya belum siap, apa yang kami bisa bantu, gitu," ujarnya.
Acara
tersebut dihadiri oleh negara ASEAN, yakni Brunei Darusallam, Kamboja,
Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Masing-masing negara membawa 11 delegasi, di mana satu di antaranya
adalah kepala daerah. Acara diselenggarakan dari tanggal 18 hingga 19
September 2013.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar