Laman

Senin, 22 Juli 2013

Pimpinan Parpol Dekati Jokowi karena Kehendak Rakyat?

Pendekatan yang dilakukan sejumlah pimpinan partai politik (parpol) terhadap Joko Widodo (Jokowi) terkait Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 dinilai sebagai refleksi kehendak rakyat.
"Karena hasil polling yang selama ini mengunggulkan Jokowi dapat disebut sebagai refleksi kehendak rakyat," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, Ahad (21/7/2013).
Seperti diketahui, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa tengah melakukan pendekatan dengan Jokowi terkait dengan Pilpres 2014. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan pertemuan kedua tokoh tersebut di kediaman mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri di kawasan Menteng Jakarta baru-baru ini.
Pendekatan serupa juga dilakukan pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, dengan Jokowi. Sekarang ini, kata Zuhro, Jokowi menempati urutan teratas di berbagai survei. Karena itu, pimpinan-pimpinan parpol merespons hal ini dengan membuat kalkulasi politik soal untung dan rugi dalam melakukan pendekatan dengan Jokowi.
Keinginan Hatta dan Prabowo meminang mantan Wali Kota Solo itu menurutnya secara tidak langsung juga karena arahan rakyat (baca: hasil survei). Akan tetapi, Zuhro mengingatkan, langkah para pimpinan parpol tersebut tentunya tetap harus dievaluasi. Pasalnya, kehendak rakyat yang tercermin lewat berbagai survei itu masih harus dipertanyakan apakah memang karena sungguh-sungguh atau sekadar mood, euforia, dan tren saja.
"Pimpinan parpol jangan sampai terlena dengan hasil survei. Karena menurut saya, kemampuan Jokowi untuk memimpin negara archipelago (kepulauan) ini masih kurang," ujarnya.
Alasannya, menurut Zuhro, medan yang digarap oleh seorang pemimpin negara jauh lebih luas dibandingkan kota  atau provinsi. Presiden dan wakil presiden menurutnya harus orang mempunyai wawasan lokal, nasional, dan internasional.
"Sementara yang baru bisa diuji dari Jokowi adalah wawasan lokalnya, yaitu ketika ia memerintah di Kota Solo dan Provinsi DKI," imbuhnya.
Apalagi, kata Zuhro lagi, semaraknya figur calon presiden 2014 dari kalangan nonpartai saat ini, seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Gita Wirjawan, juga tidak dapat dinafikan begitu saja.
"Nanti kemungkinan akan muncul lagi nama-nama lainnya. Nah, pertanyaannya, apakah figur-figur seperti ini akan diakomodasi oleh parpol?" tutur Zuhro.


Sumber :
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar