Laman

Senin, 19 Januari 2015

Imparsial: 91 Hari Jabat Presiden, Jokowi Sudah Berlumuran Darah

Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti menyatakan ironi, di hari ke 91 menjadi Presiden RI, Joko Widodo sudah melumuri tangannya dengan darah. Hal itu berkaitan dengan eksekusi pidana mati sejumlah narapidana.
"Jokowi sudah melumuri tangannya sendiri dengan darah di hari ke 91-nya. Ini untuk apa coba kalau bukan untuk pencitraan," kata Poengki di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (19/1/2015)
Hukuman mati yang dijalankan di Indonesia menurut Poengki hanya alat penguasa mencari panggung jelang pemilu. Sebagaimana diketahui, Presiden SBY juga memerintahkan hukuman mati di tahun 2008 dan 2013.
"Itu setahun sebelum pemilu. Artinya untuk mendongrak popularitas. Tapi Jokowi belum 100 hari sudah minta adanya eksekusi hukuman mati," kata Poengki.
Imparsial masih yakin jika pidana mati tidak akan memberikan efek jera pada pemusnahan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya. Terlebih jika banyak oknum penegak hukum yang terlibat di dalamnya.
"Jadi yang dihukum ini cuma kurir, pemerintah tak akan berani hukum mati gembong narkoba. Makanya hukuman mati untuk narkoba hanya pencitraan," kata Poengki.  [tribun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar