Sesampainya di Sidrap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama irigasi di Bendoro, kabupaten Sidrap, provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (5/11/2014).
Usai acara Jokowi kemudian mengelilingi irigasi tersebut dan berjabat tangan dengan sejumlah warga.
Jokowi tersenyum saat warga memangggil namanya. Jokowi berpakaian kemeja putih celana kain hitam dan sepatu kulit hitam.
Warga yang ada di lokasi berdesak-desakan. Bahkan anak-anak menangis karena diinjak oleh warga lain.
Pada
kesempatan itu Jokowi berjanji dalam waktu 3 tahun ke depan akan
meningkatkan produksi pertanian di Indoseia termasuk di Kabupaten
Sidrap, provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu Jokowi berjanji akan meningkatkan ekspor beras, jagung dan kedelai.
Dan
dalam jangka waktu 3 tahun akan dibangun bendungan irigasi sekitar 35
sampai 45 bendungan di seluruh Indonesia termasuk di Sulsel, Aceh dan
beberapa provinsi lainnya.
Dan akan diadakan perbaikan irigasi yang sudah rusak.
"Kita
akan membangun bendungan sekitar 35 sampai 45 bendungan. Semua
persawahan harus menggunakan bendungan dan irigasi. Supaya warga akan
semakin makmur. Dan kita akan meningkatkan inpor beras jagung dan
kedelai," ujar Jokowi.
"Dana dari Kementan Rp15 triliun untuk membangun 25 sampai 30
bendungan irigasi. Sedangkan sisanya Rp8,2 triliun dari Kementerian PU
untuk membangun 11 waduk di tahun 2015," tambahnya.
Jokowi menjelaskan, pembangunan waduk di tahun 2015 akan dilakukan
dua tahap. Tahap pertama sebanyak lima waduk, yakni di Aceh, Banten,
Sulawesi Utara, Kudus Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
"Sisanya enam waduk akan mulai dibangun Juli tahun depan. Doakan
semuanya berjalan lancar agar bisa memenuhi kebutuhan air petani kita,"
tuturnya.
Jokowi mengatakan, dana pembangunan waduk dan irigasi itu nantinya
berasal dari dana pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). "Belum
ditentukan waktunya naik. Sekarang kita urus irigasi dan waduk. Tapi
yang pasti uangnya dari pengalihan subsidi BBM,” tegas Jokowi.
Jokowi menambahkan, Indonesia harus bisa swasembada beras paling
lambat dalam tiga tahun ke depan. Jokowi memperkirakan pada tahun kedua
impor beras sudah bisa terhenti.
"Dalam tiga tahun jika semua berjalan lancar, kenaikan produksi
pangan akan mencapai 30 persen dari sekarang. Selain beras, jagung dan
kedelai juga harus swasembada. Soalnya ketiga produk pertanian itu
jumlah dan nilai impornya cukup tinggi selama ini,"papar Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar