Ribuan warga berjubel menyambut kehadiran calon presiden Joko Widodo di Pasar Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2014) pukul 09.30 WIB.
Mengenakan baju kotak-kotak, Jokowi langsung diarak dan dielu-elukan
massa dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Nasdem, Hanura,
PKPI dan para relawan serta warga yang sudah sejak pagi.
"Jokowi, hidup. Hidup Jokowi. Jokowi Presiden e rakyat. Jokowi
Presiden untuk rakyat," seruan massa menggiringi Jokowi menuju panggung
buatan di depan pasar.
Riuh rendah dukungan terus bergema hingga Jokowi berdiri di panggung. Keringat mengucur deras dari wajahnya.
"Selamat pagi semuanya. Pagi-pagi sudah keringatan. Tangan saya
lecet-lecet begini. Tapi ora popo," sapa Jokowi sembari menyeka keringat
di wajahnya.
Di depan massa di Pasar Sokaraja, Jokowi sempat mengutarakan soal
adanya kampanye hitam berisi isu bohong dan fitnah berbau SARA. Seperti
disampaikan Tabloid Obor Rakyat. Di antaranya, terkait huruf "H" di
depan nama Jokowi.
"Fitnah itu bilang "H" di depan saya Bukan Haji. Sampaikan kepada
masyarakat bahwa "H" di depan nama saya itu Haji. Alhamdulillah saya
sudah naik haji tahun 2003. Dan sudah umroh beberapa kali," pesan
Jokowi.
Begitu juga terkait kampanye hitam ayah Jokowi berasal dari Singapura. Jokowi pun mengklarifikasi kabar yang dinilainya fitnah.
"Bapak saya katanya dari Singapura. Bohong wajah ndeso begini masa
dibilang dari Singapura. Bapak dan ibu saya itu dari kampung," ujar
Jokowi.
"Ayah, ibu orang Jawa, orang ndeso; lahir dengan wajah yang juga ndeso. Gini kok disebut anak orang Singapura," tuturnya.
Di tengah orasi, dari arah kerumunan
warga terdengar teriakan yang meminta Jokowi berpidato dalam bahasa
Jawa. "Pak, ngomongnya pakai bahasa Jawa, pak," teriak salah satu
simpatisan.
"Oh iya, saya kira masih di Jakarta," jawab Jokowi seraya tertawa.
Mendengar
permintaan tersebut, Jokowi mengulang pidatonya dari awal dengan
menggunakan bahasa Jawa. Pidato Jokowi tersebut kemudian disambut tepuk
tangan meriah dari warga.
"Ngomong Jowo? Alus apa kasar? (Bicara dalam Bahasa Jawa? Halus atau
kasar?)," tanya Jokowi.
Jokowi pun menuruti permintaan simpatisan yang memintanya menggunakan bahasa Jawa. [merdeka,tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar