Calon Presiden Joko Widodo berjanji akan fokus untuk memperbaiki masalah
pergulaan di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
perbaikan masif sejumlah pabrik gula milik negara untuk menggenjot
produktivitas gula nasional.
"Ini merupakan angin segar bagi
masalah pergulaan nasional," kata Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat
Indonesia, Soemitro Samadikoen, mengulang kisah pertemuannya dengan
Jokowi April lalu kepada Tempo, Rabu (4/6/2014).
Ia
mengungkapkan, Jokowi kala itu menanyakan permasalahan pergulaan yang
dihadapi petani dalam negeri. Selama ini, dengan kondisi 52 pabrik gula
milik pemerintah yang sudah tua, mustahil gula kristal putih yang
diproduksi petani bisa bersaing dengan gula rafinasi yang bocor ke
konsumen.
Soemitro
saat itu menjelaskan pada calon presiden dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan itu soal besarnya anggaran untuk merevitalisasi
pabrik. Untuk ukuran pabrik gula yang kecil, kata Soemitro, dibutuhkan
dana minimal sebesar Rp 750 miliar.
Sementara pabrik yang besar,
perbaikannya bisa menelan duit hingga Rp 1,5 triliun. "Beliau memahami
dan bilang 'baik kami prioritaskan'," kata Soemitro mengulang Jokowi.
Menurut
Soemitro, rencananya, jika menang dalam pemilihan presiden 9 Juli
mendatang, Jokowi akan segera merealisasikan janji ini. Setiap tahunnya
perbaikan akan dilakukan untuk empat sampai lima pabrik gula.
Selama
ini pasar pergulaan dalam negeri memang menjadi masalah yang tak
kunjung berakhir. Di satu sisi ada importasi gula kristal putih yang
selalu dilakukan akibat minimnya produksi dalam negeri. Di sisi lain,
gula rafinasi dari industri seringkali bocor di pasar konsumsi sehingga
merugikan pelaku usaha gula nasional. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar