Laman

Senin, 28 April 2014

Golkar Yes, Ical No!

Pemilihan anggota legislatif pada 9 April lalu menempatkan Partai Golongan Karya di urutan kedua dalam hal perolehan suara. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyebut, partai berlambang pohon beringin itu mendapatkan sekitar 14,30 persen suara. Angka ini tak jauh berbeda dengan perolehan pada pemilu 2009 lalu.
Sejumlah calon anggota legislatif mengatakan di kalangan masyarakat saat ini muncul fenomena, memilih partai golkar namun tidak mencoblos Aburizal Bakrie atau Ical sebagai calon presiden.
"Saya memilih Ibu dan Golkar, tapi saya tidak memilih Pak Ical untuk calon presiden," kata seorang kiai di sebuah pondok pesantren di Jawa Tengah. Ucapan kiai tersebut kemudian ditirukan seorang calon anggota legislatif saat berbincang dengan detikcom, Senin (28/4/2014).
Namun Kiai tersebut mengaku belum memiliki pilihan yang jelas soal calon presiden pilihannya.
Pada akhir Maret lalu, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengisahkan pengalamannya menemui simpatisan Golkar di wilayah Jawa Tengah. Hajri menemukan fakta bahwa banyak pemilih parpol tertentu tak memilih capres dari parpol yang dipilihnya.
Pengalaman Hajri ini diceritakan pada diskusi 'Persaingan Capres-Cawapres Menjelang Pemilu' di Ruang Perpustakaan MPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/3/2014). "Saya kampanye di Sragen. Di sana kata mereka kalau Pemilu Legislatif akan milih Golkar semua," kata Hajri.
Namun, meski di Pileg memilih Golkar, tapi di Pilpres mereka akan memilih Jokowi. Hajri juga menceritakan soal aspirasi pemilih Golkar di Wonogiri, Jawa Tengah. Sama seperti pemilih Golkar Sragen, mereka tak memilih capres yang diusung Golkar. "Kalau presidennya, mereka cocoknya Prabowo," ujarnya.
Hajri juga ada cerita soal warga di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, yang juga pernah disambanginya. Pemilih desa itu secara tradisional bukan basis Golkar, tetapi pemilih partai berbasis agama. Namun ternyata mereka mendukung pencapresan Aburizal Bakrie.
"Untuk presidennya mereka memilih ARB. Mungkin juga karena parpol Islam belum memunculkan capres. Dan di antara capres-capres lain, nama ARB yang agak ke arab-araban," kata Hajriyanto. [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar