Mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode , Sutiyoso, meminta maaf
kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), karena dianggap
tidak bekerja selama memimpin Jakarta.
Sutiyoso pun mendoakan agar
Jokowi selalu mendapatkan petunjuk Allah SWT dan sukses memimpin
Ibukota Negara. “Saya atas nama pendahulu minta maaf kalau ada
kesalahan-kesalahan dalam memimpin DKI Jakarta.Semoga beliau selalu
mendapatkan petunjuk Allah SWT dan sukses memimpin Ibukota Negara,” ujar
Sutiyoso dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (20/1/2014).
Sutiyoso
sendiri enggan menjawab lebih jauh mengapa dirinya yang dianggap salah
satu gubernur yang sukses dan tegas dalam memimpin Jakarta bisa dianggap
tidak bekerja dengan baik oleh Jokowi.”Saya sedang di Aceh dan mohon
maaf saya tidak mau berkomentar lebih jauh,” tutur Sutiyoso, yang akrab
disapa Bang Yos.
Sebelumnya Jokowi menyalahkan para pendahulunya,
terkait masalah banjir di Ibu Kota. Mereka yang telah memimpin Jakarta
antara 20 hingga 30 tahun dinilai Jokowi tak berbuat apa-apa. “Saya baru
setahun, yang 20 tahun yang 30 tahun memimpin Jakarta sudah apa?” ujar
Jokowi kepada wartawan, Minggu (12/1/2014).
Namun Jokowi tidak mau
menjelaskan lebih jauh apa apa saja kesalahan para gubernur terdahulu.
Ia hanya mengatakan, masalah yang ada sekarang imbas masalah
bertahun-tahun lalu. “Ini imbas dari yang dulu,” ucapnya.
Jokowi
mengatakan, untuk persoalan banjir, pihaknya sudah melakukan pengamatan
pada lokasi genangan air di jalan-jalan di Ibu Kota. Untuk perbaikan
tanggul juga sedang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta seperti di Waduk
Pluit dan juga Waduk Ria Rio, Waduk Ciracas, dan Waduk Tomang, Jakarta
Barat. “Perbaiki tanggul, kan sudah kita keruk semuanya. Dulu yang
tergenang mana, yang tidak mana,” katanya.
Seperti diketahui
Sutiyoso adalah salah satu gubernur yang sukses memimpin Jakarta.
Gebrakannya untuk membuat mass rapid transportaion yang ditandai dengan
dibangunnya busway dan juga dimulainya pembangunan Banjir Kanal
Timur.Selama kepemimpinannya Sutiyoso juga sudah banyak membangun jalan
layang maupun underpass di Jakarta untuk mengurangi dampak kemacetan.
Sutiyoso
pula yang mengusulkan untuk merubah status Jakarta dari metropolitas
menjadi megapolitan.Konsepnya ini menurut Sutiyoso bukan dirinya yang
membuat tapi merupakan kajian-kajian akademis dari para pakar bahwa
Jakarta tidak mungkin bisa mengatasi permasalahannya
sendirian.Diperlukan penyelesaian terintegrasi dengan daerah-daerah
penyanggah Jakarta seperti Bogor,Tanggerang,Bekasi,Depok dan Ciancjur.
Berbagai
konsep yang dikembangkan Sutiyoso ini kemudian dilanjutkan oleh
pemerintahan setelahnya termasuk oleh Jokowi yang meneruskan proyek mass
rapid transportaion dengan melanjutkan proyek monorail.Jokowi sendiri
beberap kali mencetuskan ide untuk mengurangi kemacetan namun gagal
dilaksanakan seperti pembantasan kendaraan bermotor dengan ganjir genap,
dan upaya penerapan road pricing yang menurut Sutiyoso sendiri sulit
dilakukan dan sudah dikajinya.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar