Di tengah sorotan media massa terhadap kasus suap yang menimpa Ketua
Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) membuat pernyataan mengejutkan. Ia mengaku juga pernah disuap.
"Pernah, disuap istri saya, hehehehe, pas saya ulang tahun, saya disuapin," kata Jokowi di sela-sela blusukan ke Waduk Ria Rio, Kamis (3/10/2013).
Jokowi
mengakui birokrasi di Indonesia memang tidak lepas dari praktik
suap-menyuap, termasuk di dalamnya praktik korupsi. Menurutnya, aksi itu
bisa ditangkal melalui sistem yang baik dan benar.
Di Pemprov
DKI Jakarta, tutur Jokowi, ia mulai menerapkan lima sistem yang dapat
mencegah aksi korupsi, yakni E-Budgeting, Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Pajak Online, Lelang Jabatan, dan E-Katalog. Dua sistem, yakni
E-Budgeting dan E-Katalog, diketahui masih merupakan tahap wacana.
"Ini kita sedang membangun sistem. Bagaimana sistem itu tak membuka peluang korupsi," ujarnya.
Terlebih
lagi, lanjut Jokowi, pemerintahannya sangat terbuka bagi penegak hukum
untuk melakukan penyelidikan. Hal itu terbukti dari disambutnya KPK oleh
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama beberapa waktu lalu untuk
menyelidiki beberapa pejabat.
Jika sistem yang rata-rata bersifat online
itu telah mapan diterapkan di Pemprov DKI Jakarta, maka pihaknya
tinggal memastikan bagaimana sistem itu tetap harus berjalan baik,
bahkan diperbarui.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar