Gubernur DKI Jakarta,
Joko Widodo (Jokowi), mengatakan penyerapan anggaran di Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta sangat rendah. Jokowi mengatakan, akhir tahun ini Sisa
Lebih Anggaran (Silpa) DKI Jakarta akan lebih banyak lagi. Dengan kondisi
itu bisa diasumsikan banyak program yang tidak jalan.
"Memang
lebih rendah. Tahun kemarin kami terendah di Indonesia, 82 persen. Tapi
tiap hari saya ikuti terus," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Jokowi menambahkan realisasi
pendapatan daerah di Jakarta sampai akhir Juni 2013 tahun ini baru 16,23T atau sekitar 39,11 persen dari rencana pendapatan
daerah sebesar 41,52T.
Menurut Jokowi, hal itu masih dalam taraf kewajaran, sebab perkembangan jalannya
proyek itu tidak hanya dilihat dari penyerapan anggaran, tapi yang
penting adalah penyelesaian pekerjaannya.
Menurut Jokowi, biasanya kontraktor proyek itu menyelesaikan sebuah pekerjaan tidak
menunggu uang cair. Mereka lebih mendahulukan pekerjaan selesai. Baru
setelah pekerjaannya beres Pemerintah Provinsi membayar utang-utangnya.
"Artinya
itu 39 persen kan menghitungnya uang yang keluar. Kalau saya lihat
progresnya yang sudah maju apa belum. Kalau progresnya sama dengan uang
keluar ini bahaya. Tapi biasanya kontraktor proyeknya sudah jalan tapi
uangnya belum diambil," kata Jokowi.
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) DKI Jakarta sudah menyetujui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Perubahan (APBDP) DKI Jakarta sebesar 50,1T.
Anggaran itu disahkan dengan berbagai catatan.
Salah satunya adalah
besarnya Silpa tahun 2012 yang dianggap menunjukkan belum maksimalnya
kinerja dan perencanaan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
sehingga ada beberapa program yang tidak sesuai rencana.
Sumber :
viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar