Laman

Rabu, 25 September 2013

Mengapa Amien Rais Selalu Hina Jokowi

Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP) bereaksi keras terkait pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang dinilai telah merendahkan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Salah satu anggota Bara JP, Daryanto Bended, menuding Amien Rais hanya meracau akibat iri dengan popularitas Jokowi.
“Amien yang merasa dirinya hebat, tak disebut sebagai kandidat capres. Kompensasinya, Amien frustrasi lalu mengingau,” kata Daryanto dalam pernyataan pers yang diterima Rabu (25/9/2013).
Menurut Daryanto, dalam diri Amien Rais terjadi konflik antara kontruksi berpikir ilmuwan dan politisi. Dia menuturkan kedua hal itu tidak berjalan mulus sehingga Amien kemudian kerap memunculkan opini yang menyerang Jokowi.
Daryanto menilai sikap Amien yang sering mengkritik Jokowi dilatarbelakangi keinginannya untuk menjadi capres, tetapi namanya masih kalah populer dengan Jokowi dalam berbagai survei.
“Jika ingin menjadi capres, seharusnya jangan dengan merendahkan orang lain. Cukup dengan menunjukkan kualitas yang dengan sendirinya meninggikan diri. Jangan malah merendahkan orang lain,” ungkap Daryanto.
Seniman asal Ambarawa ini pun mencibir Partai Amanat Nasional yang didirikan Amien Rais. Ia menganggap PAN hanyalah partai kecil yang menjadi penggembira dalam koalisi. Meski Amien kerap melontarkan pernyataan pedas untuk Jokowi, Daryanto menuturkan Bara JP tetap bersyukur.
“Sosok seperti Amien Rais adalah sesuatu yang harus disyukuri, karena masyarakat jadi mudah membedakan pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Kehadiran badut-badut politik dari partai berkuasa, juga berguna, supaya masyarakat tambah cerdas,” sindir Daryanto.

Amien Rais kritik Jokowi
Saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013), Amien menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaannya, menurut Amien, mereka dipilih karena populer.
Menurutnya, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, ia hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.
"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.
Ia berharap, Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien.
Amien mengungkapkan, saat dipimpin Jokowi, Solo merupakan salah satu kota termiskin di Jawa Tengah. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Solo selama hampir dua periode, sebelum memutuskan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.
"Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus. Tapi Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas," ujarnya.
Pernyataan "pedas" Amien Rais soal Jokowi bukan kali ini saja. Sebelumnya, ia mempertanyakan nasionalisme Jokowi.
Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar