Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri
belum menunjuk Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon
presiden dari PDI-P. Namun, popularitas Jokowi telah ikut
mengangkat harapan rakyat pada partai berlambang banteng tersebut.
“PDI-P belum menentukan siapa calon presidennya. Namun, fakta yang
terjadi di tengah masyarakat, kader PDI-P Jokowi sudah diminta banyak
masyarakat agar menjadi calon presiden. Ini tanda-tanda baik bagi PDI-P
menjadi pemenang Pileg dan Pilpres 2014,” kata Hugua, Ketua DPD PDI-P Sulawesi Tenggara kepada SH seusai menutup kegiatan
pembekalan caleg PDI-Perjuangan se-Sultra, Senin (23/9/2013).
Sebagai Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Sultra, dia optimistis bisa
memenangkan Pemilihan Umum legisltif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2014.
“Melihat calon-calon anggota legislatif (caleg) PDI-P dari berbagai
tingkatan dan kader-kader partai yang disukai banyak masyarakat, kami
optimistis bisa memenangkan Pileg dan Pilpres 2014,” kata dia.
Menurut Hugua, secara nasional PDI-P menargetkan perolehan
suara Pileg sebesar 27,02 persen. Jika target tersebut bisa dicapai,
PDI-P akan mengusung kadernya untuk menjadi calon presiden pada Pilpres
2014.
“Dengan mengusung kadernya sendiri dan memenangkan Pilres, PDI-P bisa
menentukan nasib masa depan bangsa Indonesia, terutama terwujudkan
kesejahteraan masyarakat seperti cita-cita luhur para pendiri
kemerdekaan bangsa ini yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,” kata
Bupati Wakatobi itu.
Wakil Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatra Utara, Aswan
Jaya mengatakan, rakyat memang merindukan seorang pemimpin yang lebih
mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan orang-orang kaya.
Kepemimpinan Jokowi menurut dia telah mewakili kerinduan rakyat
tersebut. Mayoritas rakyat Indonesia telah lama sekali berada dalam
kemiskinan sehingga secara psikis mereka jengah dengan tontonan pemimpin
yang menonjolkan kemewahan. Sedangkan, Jokowi menampilkan sosok yang
sederhana dan bersahaja.
“Cara bicara Jokowi yang apa adanya juga telah mewakili sosok seorang
pemimpin yang berada di tengah masyarakat yang kurang dalam kualitas
pendidikan,” tutur dia kepada SH dari Medan, Senin (23/9/2013).
Menurut dia, rakyat butuh presiden, mau mengerti, berani berpihak, dan menyelesaikan masalah mereka.
“Rakyat butuh presiden yang bicara jujur dan dapat dimengerti
rakyatnya,” ujar Pimpinan Wilayah Angkatan Muda Ka’abah (AMK) Sumut
ini.
Sumber :
antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar