Kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu hampir setahun kepemimpinannya memberikan sekian banyak "kejutan". Kader terbaik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini berhasil menata
kawasan-kawasan yang selama ini dinilai tak mungkin dibenahi. Sepak
terjang Jokowi pun mengundang decak kagum. Tak hanya
dari masyarakat Jakarta yang dipimpinnya, tetapi juga masyarakat di
hampir penjuru Tanah Air.
Hal ini membuat elektabilitas Jokowi
sebagai kandidat calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 meroket
dalam sejumlah survei. Jokowi mampu mengungguli para
pendahulunya di panggung politik, seperti Megawati Soekarnoputri, Jusuf
Kalla, dan Prabowo Subianto. Dorongan dan dukungan pun mengalir. Jokowi
diharapkan bisa berkiprah di kancah nasional dan bertarung menjadi RI-1.
Namun, Budayawan Betawi Alwi Shahab berpendapat berbeda. Menurutnya,
Jokowi lebih baik fokus membenahi Ibu Kota hingga selesai masa baktinya
pada tahun 2017 mendatang. Apa alasannya?
"Jakarta itu masih
perlu Jokowi, kenapa? Karena cara pendekatannya itu berbeda, mau datang,
turun ke masyarakat, dan bisa mengajak masyarakat membenahi Jakarta,"
Alwi, saat dijumpai Kompas, di Jakarta Selatan, Sabtu (21/9/2013).
Pria
yang lahir di Kwitang, Jakarta Pusat, 77 tahun silam ini, menuturkan,
dengan masa kepemimpinan yang baru satu tahun, banyak hal yang bisa
dilakukan Jokowi untuk Jakarta. Selain itu, dari sisi usia, kata Alwi,
Jokowi masih relatif muda untuk menjadi pemimpin nasional. Ia
menyarankan agar Jokowi menjadikan Jakarta sebagai tempat berlatih
sebelum akhirnya maju sebagai calon presiden.
"Dia (Jokowi) masih
muda. Lima tahun lagi kan masih bisa kalau mau jadi calon presiden.
Perlihatkan mampu di Jakarta, setelah itu baru (jadi calon presiden),"
ujarnya.
Seperti diketahui, dalam sejumlah survei, jika pemilihan
presiden dilakukan saat ini, Jokowi akan keluar sebagai juaranya.
Survei yang dilakukan Litbang Kompas bahkan mencatat kenaikan
elektabilitas Jokowi dalam enam bulan, ketika disurvei Desember 2012 dan
Juni 2013. Politisi PDI Perjuangan itu bergeming saat ditanya soal mau
tidaknya ia diusung sebagai capres. Jokowi menekankan, saat ini akan
fokus mengurus Ibu Kota. Selebihnya, ia mengatakan, akan mengikuti
perintah partai.
Sementara itu, PDI-P memutuskan tak
akan mengambil sikap soal siapa capres yang didukung saat ini, meski
menyadari bahwa dukungan terhadap Jokowi demikian kuatnya. PDI
Perjuangan akan mengumumkan sikap terkait pencapresan setelah pemilihan
legislatif, April 2013.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar