Laman

Senin, 23 September 2013

Jokowi Diharapkan Mampu Benahi Persepakbolaan RI

Meskipun belum menjadi presiden Republik Indonesia, segala harapan tumpah ruah ditaruh di pundak Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), khususnya jika kelak Jokowi menjadi Presiden Republik Inonesia menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang di akhir masa jabatannya terkenal lamban, ragu -ragu dan penuh pencitraan.
Tak hanya untuk mengurusi masalah ekonomi dan politik, tapi juga masalah seni dan olahraga. Pesepakbolaan kita, misalnya, Jokowi dipandang jauh lebih mampu (dibanding SBY) memberi  perhatian penuh sehingga Indonesia bisa menjadi juara di kancah dunia.
Indonesia menjadi juara di ajang internasional, seperti diperlihatkan Timnas U-19 yang menjadi  juara Piala AAF, Minggu (22/9/2013) malam, bukan tidak mungkin terjadi apabila ada seorang presiden yang memberi perhatian penuh.  Alasannya, persepakbolaan kita selama ini masih diganggu kepentingan politik. Itu sebabnya, dibutuhkan seseorang seperti Jokowi untuk membenahi dunia sepakbola Indonesia.
"Sepertinya, masih ada kolonialisme dan liberalisme yang mengganggu sepak bola Indonesia. Akibatnya, sepak bola Indonesia tidak pernah maju apalagi sampai menjadi juara dunia,’’ komentar pengamat politik, Arbi Sanit, tentang persepakbolaanIndonesia hingga kini.
Arbi Sanit, yang diminta pandangannya di Jakarta, Senin (23/9/2013),  mengatakan seorang pimpinan nasional memang harus serius memperhatikan program dari semua bidang. Selama ini politik selalu mengganggu persepakbolaan Indonesia. Presiden SBY sepertinya tidak mampu untuk membenahi masalah sepak bola nasional.
Pengamat politik ini juga  menilai, selama ini pembinaan terhadap pemain sepak bola tidak jelas. Itu bisa dilihat dari kacaunya pemberian kontrak pemain dan kepengurusan PSSI yang masih dualisme.
“Nampaknya Presiden SBY tidak mampu membenahi hal itu. Bahkan sudah berkali-kali Menteri Olahraga diganti, namun permasalah sepak bola belum juga dibenahi dengan baik,” tegasnya.
Kelihatannya, lanjut Arbi,  semua elit politik kelabakan mengenai sepak bola ini. Mereka tidak mampu memberantas bandit-bandit dan mafia sepak bola yang terus menggerogoti kualitas pemain.
“Namun Jokowi meskipun masih menjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta, sangat memberikan perhatian khusus terhadap kualitas sepak bola. Ini di tunjukannya  dengan perhatiannya yang segera gelanganggang olahraga berkelas dunia,” kata Arbi.
Perhatian Jokowi terhadap dunia olahraga terlihat tak lama setelah ia dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terpilih untuk memimpin Jakarta. November tahun lalu Jokowi menyatakan akan membangun stadion berkelas dunia di Jakarta, dalam jangka waktu dua tahun.  Persiapan akan dimulai tahun 2013, dan selesai dalam waktu dua tahun.
Rencananya, pembangunan stadion tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp1 triliun 50 miliar, dan akan menggunakan  APBD DKI dengan multiyears.  Stadion ini akan dibangun di Taman BMW Jakarta dan digunakan sebagai markas klub sepak bola Jakarta, Persija.
Sementara itu, salah satu Tim sukses Jokowi, Taufan Hunneman, mengatakan selama ini Jokowi mampu membangun sarana-sarana publik. Itu berarti Jokowi jika menjadi Presiden Indonesia juga akan mampu  memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan sepak bola yang sampai kini belum bisa menjadi juara dunia.
“Sejauh ini Jokowi memang ingin memajukan sepak bola Indonesia. Jika Indonesia sudah maju, seharusnya gelar juara ajang Piala AFF U-19 dari tim nasional Indonesia U-19 tidak dengan adu pinalti.
Walau sibuk mengurusi Jakarta, Jokowi juga masih memantau sepak terjang Timnas Indonesia di Piala AFF. Tentu saja Jokowi ingin Indonesia bisa menorehkan prestasi. “Ya biar menanglah AFF-nya,” kata Jokowi.

Sumber :
harianterbit.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar