Laman

Jumat, 26 Juli 2013

Sindiran Jokowi Menusuk Jantung Hanura

Partai Hanura meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus saja dalam membenahi persoalan-persoalan Ibu Kota. Jokowi diminta tidak menempatkan diri seperti lembaga survei yang menakar elektabilitas kandidat-kandidat calon presiden lainnya.
"Pak Jokowi sudah hebat sebagai Gubernur, selesaikan tugasnya dulu saja. Jangan merangkap sebagai lembaga survei juga sebaiknya," ujar Ketua DPP Partai Hanura Susaningtyas Kertopati atau Nuning di Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Pernyataan Nuning ini menanggapi sindiran Jokowi kepada para capres yang sudah mendeklarasikan diri. Jokowi menilai para capres itu terlalu percaya diri padahal belum tentu dicalonkan oleh partainya. Jokowi menyoroti UU Pilpres yang mensyaratkan perolehan kursi minimal 20 persen agar parpol atau gabungan parpol bisa mengusung capres-cawapres.
Menurut Nuning, Partai Hanura tidak akan terpancing dengan sindiran Jokowi.
"Pertama bulan puasa tidak baik nanggapi sindiran yang tak jelas apa maksudnya," ujar anggota Komisi I Dewan Perwakilam Rakyat ini.
Nuning juga mengatakan bagi Hanura memperkenalkan capres-cawapres lebih dini agar rakyat mengenal capres-cawapresnya dengan lebih baik dan seksama. Terkait kekhawatiran tidak tercapainya target suara untuk mengajukan capres, Nuning hanya menjawab singkat.
"Kami tidak layani hal yang berandai-andai begitu," ucapnya.
Saat ini setidaknya sudah ada tiga partai politik yang sudah menetapkan calon presiden yang akan diusungnya. Ketiga partai itu adalah Partai Gerindra yang mengusung Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, Partai Hanura yang mengusung Ketua Umum Wiranto dan Ketua Bapilu Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo, dan Partai Golkar yang mengusung Ketua Umum Aburizal "Ical" Bakrie.


Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar