Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung penuh aksi blusukan yang
sering kali dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sekali pun
anggaran untuk kegiatan itu mencapai Rp 26,6 miliar. Sebab, efektif atau
tidaknya blusukan belum dapat terlihat dan masih butuh waktu.
Ketua
DPP Bidang Humas PKS Mardani Ali Sera mengatakan, dana blusukan Rp 26,6
miliar bukan masalah jika dalam penggunaannya dilakukan transparansi
dan pertanggungjawaban yang jelas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta.
Dia menilai, blusukan dilakukan untuk rakyat, sehingga tak jadi soal jika Jokowi gunakan dana itu untuk melayani rakyatnya.
"Selama
transparan laporannya dan ada hasil yang didapat, angka Rp 26,6 M boleh
saja. APBD kan dana rakyat, kalau diberikan ke rakyat tidak apa," jelas
Mardani kepada merdeka.com, Minggu (21/7/2013).
Mardani menuturkan,
blusukan dilakukan Jokowi untuk memberikan ruang dan inovasi melayani
rakyat. Sehingga, lanjut dia, wajar jika pemerintah DKI menggelontorkan
dana miliaran untuk blusukan Jokowi. "Pemimpin perlu punya ruang untuk
inovasi dan eksekusi," imbuhnya.
Menurut anggota Komisi I DPR
ini, efektif atau tidak efektifnya gaya blusukan Jokowi masih butuh
waktu pembuktian. Dia menilai, kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta yang
baru seumur jagung, sudah ada beberapa perubahan.
"Efektifnya
perlu waktu, belum setahunkan. Ada yang berhasil memindahkan warga
sekitar waduk Pluit, atau meningkatkan partisipasi warga dalam kegiatan
yang digagas warga. Yang lainnya, biar DPRD DKI yang nilai berhasil atau
tidaknya," tegas dia.
Seperti diberitakan, Jokowi membantah
adanya alokasi anggaran Rp 26,6 miliar untuk kegiatannya keliling
(blusukan) menemui masyarakat ibu kota. Menurut dia, modal blusukan
hanyalah jalan kaki.
"Blusukan ga ada anggarannya, blusukan
modalnya hanya jalan kaki aja, sudah. Masak pakai modal. Blusukan itu
kan cuma jalan kaki. Ini fungsi dari management control," kata Jokowi di
Taman Suropati, Menteng, Jakarta, siang tadi.
Jokowi mengatakan
alokasi anggaran Rp 26,6 miliar yang disebut Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA) adalah dana operasional. Misalnya, dana
untuk koordinasi keamanan, ketertiban sosial dan operasional khusus.
"Contohnya,
misalnya ada kebakaran, tapi saya ga pernah pegang dana itu. Dan kalau
memang dipakai, itu juga tidak habis, paling separuh juga tidak," ujar
Jokowi yang mengenakan kemeja putih.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar