Laman

Selasa, 23 Juli 2013

Jakarta Banjir, Jokowi: Belum Dinormalisasi, Ya Bagaimana...

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku pasrah atas musibah banjir yang masih melanda beberapa wilayah di DKI Jakarta, Senin (22/7/2013) kemarin. Program antisipasi banjir masih terhambat pembangunan rusun.
Jokowi mengatakan program mengurangi titik banjir adalah menormalisasi 13 sungai di DKI Jakarta. Namun, normalisasi itu belum bisa dilakukan karena masih ada permukiman warga di beberapa titik bantaran sungai DKI.
"Enggak bisa kalau enggak normalisasi. Itu belum selesai ya bagaimana. Problemnya itu," ujar Jokowi saat ditemui di Balaikota, Jakarta pada Selasa (23/7/2013) siang.
Yang dilakukan Jokowi saat ini adalah terus memantau kondisi ketinggian air di setiap sungai, khususnya Sungai Ciliwung. Jika memasuki status tertentu, pihaknya langsung koordinasi dengan warga yang bermukim di bantaran untuk bersiap-siap menghadapi banjir kiriman dari daerah Bogor.
Normalisasi Sungai Ciliwung menjadi program yang diprioritaskan Kementerian Pekerjaan Umum di tahun 2013. Sebab, kondisi Ciliwung sudah tidak mampu lagi menampung debit air.
Jika normalisasi dilakukan, kapasitas Ciliwung diklaim naik menjadi 400 hingga 500 meter kubik per detik, berbeda dengan kondisi kini yang menampung 30 hingga 40 persen saja. Sebelum normalisasi dilakukan, Kementerian PU bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu untuk merelokasi warga bantaran sungai.
Oleh sebab itu, relokasi dinilai menjadi penentu keberhasilan pemerintah pusat menanggulangi banjir di Kota Jakarta tersebut. Jokowi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua unit rumah susun untuk warga relokasi bantaran sungai, yakni di Pasar Minggu dan Pasar Rumput. Namun, rampungnya pembangunan rusun tersebut baru selesai 2014 yang akan datang.
"Kalau mereka mau pindah dari situ ya lebih baik. Kalau tidak ya harus nunggu rusun. Rusun kan baru dimulai," ujar Jokowi.


Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar