Laman

Minggu, 21 Juli 2013

Dianggap Tak Berguna, Jokowi Diminta Stop Blusukan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjalani kesehariannya di tengah masyarakat. Turun langsung ke lapangan mengecek berbagai proyek, bertemu dengan masyarakat, melakukan sidak yang diberi istilah blusukan. Dianggap tak efektif, Jokowi malah diminta menghentikan sementara blusukannya.
"Sudah cukup blusukannya. Stop blusukan dulu deh. Dia memang tipenya di lapangan tapi perlu mengejar target prioritas dulu supaya rencana besar itu bisa direalisasikan," kata pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, Minggu (21/7/2013).
Menurut Yayat, intensitas blusukan Jokowi sudah saatnya dikurangi. Sebagai pemangku kebijakan Jokowi menurut Yayat harus memprioritaskan koordinasi dengan jajaran SKPD. Koordinasi ditingkat SKPD tersebut dibutuhkan untuk memudahkan segala program pemerintahan berjalan secara simultan dan selesai tepat waktu.
"Jangan sampai masyarakat melihat semua rencana yang digelontorkan Jokowi hanya sebatas wacana dan rencana saja. Tapi realisasinya mandek di jajarannya," sambung Yayat.
Jokowi juga diminta menjalin hubungan baik dengan anggota DPRD DKI. Sebab dewan menjadi pengawas kinerja Pemprob DKI.
Selisih paham Pemprov dengan DPRD terkait sejumlah persoalan seperti KJS dan tarif angkutan, kata Yayat perlu diselesaikan. Urusan politik lanjut dia tak boleh menghambat rencana pembangunan kota.
"Jangan sampai pembangunannya diganggu hal politis yang hanya sekedar mencari sensasi saja," tutur Yayat.
Tak hanya itu, menurutnya bukan tidak mungkin blusukan justru membuat bisikan masyarakat agar DKI 1 ini maju di Pilpres 2014 malah semakin kencang, Padahal, permasalah di Jakarta masih sangat banyak dan menunggu untuk diselesaikan. Tentu hal tersebut semakin membiaskan fungsi blusukan Jokowi selama ini.
"Bisa saja Jokowi justru pada akhirnya tergoda dengan eforia hasil poling dan nyapres. Lebih bagus koordinasi, evaluasi internal dan konsolidasi kedalam. Apakah targetnya efektif atau tidak? Jangan sampai banyak anggaran yang tidak terserap," kritik Yayat.
Hampir setiap hari Jokowi berkunjung ke pemukiman warga. Alasannya ingin mengetahui langsung kondisi di lapangan. Sekali perjalanan saat melihat pengerjaan waduk Pluit, saat ditanya wartawan agendanya mengunjungi waduk tersebut, Jokowi mengatakan jika kedatangannya untuk melihat kinerja para pekerja di lapangan.
"Ya kan mereka juga harus diperhatikan agar mereka tahu kalau kita memantau pekerjaan mereka," kata Jokowi di Waduk Pluit, Senin (3/6/2013).
Pada Awal Bulan Ramadan, sebagai Gubernur DKI Jokowi memilih 'ngabuburit' dengan cara blusukan ke beberapa lokasi. Mulai dari Waduk Pluit Jakarta Utara, lokasi bekas kebakaran di Kemayoran, Jakarta Pusat, hingga 'calon' Kampung Deret di kawasan Kampung Kali Mati, Karet Tengsin, Jakarta Pusat.


Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar