Laman

Minggu, 28 Juli 2013

Di Tanah Abang, Jokowi Salah Strategi

Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Tanah Abang hingga saat ini masih menuai pro dan kontra. Para pedagang kaki lima atau PKL yang akan direlokasi ke Blok G Pasar Tanah Abang menolak untuk dipindahkan. Penolakan disebabkan kondisi Blok G yang dianggap tidak strategis.
Terkait hal itu, Pengamat Perkotaan Nirwono Joga menilai, upaya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merelokasi para PKL salah strategi. Selama ini Pemprov mengaku telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang untuk dipindah ke Blok G. Namun sayangnya, sosialisasi tidak disertai dengan perbaikan fasilitas Blok G yang dianggap sangat buruk.
"Kondisi di Pasar Blok G letaknya tak strategis dan kondisinya jelek. Seperti belum adanya jembatan penghubung. Lantainya buruk, temboknya lapuk. Kalau dipaksa pindah, pengunjung malas datang, dan akhirnya dagangan mereka tidak laku," ujar Joga, Minggu (28/7/2013).
Semestinya menurut Joga, sebelum melakukan sosialisasi, penataan Blok G harus terlebih dahulu dilakukan. Dengan demikian, pedagang pun akan melihat kalau apa yang ucapkan oleh Jokowi selama ini bukan hanya sekesdar isapan jempol semata.
"Kalau kita disuruh pindah rumah, tapi rumahnya masih belum layak huni, pastinya kita tidak mau. Begitu pun para PKL ini. Semestinya segera rapihkan dulu blok G, baru sosialisasi dilakukan," katanya.
Karena itu, menurutnya, pembangunan Blok G mendesak harus segera dimulai. Termasuk penataan pedestarian yang selama ini digunakan oleh para PKL sebagai tempat untuk mereka melakukan aktivitas jual-beli.
"Dan menurut saya waktu yang tepat adalah pada saat lebaran sampai H-7. Karena penjual pulang kampung, pembeli juga tidak ada. Mestinya itu bisa dimanfaatkan oleh Pemda bersihkan semuanya. Perbaiki yang rusak-rusak, cat trotoarnya. Jadi H-7 mereka diharapkan sudah bisa ke dalam," kata dia.
Ia pun optimis, bila Jokowi serius menata Tanah Abang, sterilisasi PKL di bahu jalan disekitar pasar Tanah Abang dapat selesai rampung sampai akhir tahun ini.
"Mungkin ada dua tahap, waktu Lebaran selesai, itu akan berkurang jauh dan sampai Oktober maunya sudah keliatan hasilnya. Saya kira Desember bisa tuntas keseluruhan. Desember paling realistis. Jadi tahun baru Pak Jokowi tidak lagi dipusingkan dengan kemacetan di Tanah Abang," katanya.

Sumber :
liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar