Kepopuleran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sering dimanfaatkan untuk mendongkrak suara dalam kampanye Calon Gubernur besutan PDI Perjuangan (PDIP).PDIP dinilai telah mengorbankan sosok Jokowi demi kepentingan partainya.
"Karena kader lain kurang mumpuni maka Jokowi dikorbankan untuk mendukung kampanye kader kader yang lain besutan PDIP dalam pemilihan gubernur," ujar pengamat hukum dari Unversitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mudzakkir, Sabtu (4/5/2013).
Popularitas yang diperoleh Jokowi dimulai dari langkahnya maju dalam Pilgub DKI Jakarta. Setelah berhasil mengalahkan pasangan petahana Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli, popularitas Jokowi terus menanjak seiring gebrakan-gebrakan yang dibuatnya bersama wakil gubernur Basuki T Purnama (Ahok).
Jokowi sudah tiga kali dilibatkan dalam pemilihan gubernur besutan PDIP. Dari semua pilkada yang telah dilakukan, semua calon besutan PDIP dikalahkan dengan sangat mudah oleh calon-calon besutan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Jika tidak pernah menang, itu sebagai bukti bahwa rakyat semakin cerdas dan pinter, tidak mau dikelabui oleh partai politik. Rakyat tahu calon yang di usung PDIP tidak memiliki kapasitas sama dengan Jokowi," tambahnya.
Sebelumnya, Jokowi pernah dilibatkan dalam kampanye Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki pada pilkada Jawa Barat, diikuti pasangan Effendi Simbolon - Djumiran Abdi pada pilkada Sumater Utara. Terakhir, Jokowi juga dilibatkan dalam kampanye Ganjar Pranowo - Heru Sudjatmoko pada pilkada Jawa Tengah.
Kali ini Jokowi dilibatkan dalam kampanye pilkada Bali untuk pasangan besutan PDIP, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga - Dewa Nyoman Sukrawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar